menus
Selasa, 27 September 2016
MENULIS PUISI ITU MUDAH
Bogor-Alumni forum lingkar pena (FLP) Bogor angkatan ke-4, Usup Supriadi, mengatakan, untuk menulis puisi tidak ada kententuan bakunya.
"Tulis, dan bodo amat". Ujarnya saat mengisi kelas puisi untuk anggota pramuda angkatan ke-9 di Common class room S2 Agribisnis Dramaga-IPB. Ahad (25/09).
Menurutnya, meskipun demikian, sebuah puisi harus memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik, seperti judul, isi dan titimangsa. Sedangkan unsur ekstrinsik berupa pesan tersirat dari penyair.
"Pantang bagi penulis puisi menyatakan pesan di dalam puisinya tersebut. Kemudian, puisi yang bagus itu memiliki banyak persepsi bagi pembacanya", tambah penyairnya FLP Bogor itu.
Kang Usup juga mengungkapkan harapanya, agar anggota pramuda sekarang ada yang menekuni jenis tulisan (puisi) yang jarang diminati ini. " Yang cocok sih biasanya dari perempuan, karena ia lebih mendahulukan perasaannya", ujarnya.
Setelah penyampaian materi, anggota pramuda langsung berlatih membuat puisi. Setelah selesai, hasil karya mereka dibedah satu persatu oleh pemateri. Selain dibacakan, karya mereka juga diberikan koreksi serta diprediksi makna yang terkandung di dalamnya. (Ibn Hilal)
Rabu, 21 September 2016
OPINI MEMPUNYAI KEDUDUKAN TERHORMAT
Alumni forum lingkar pena Bogor angkatan ke-4, Haluyo Hanjarwadi, mengatakan, artikel adalah tulisan yang sangat luas, banyak jenisnya atau masih berberntuk umum.
"Supaya fokus, dalam pertemuan ini hanya akan dibahas tentang opini dan features saja". Ungkapnya saat mengisi kelas artikel untuk anggota pramuda di Common class room S2 Agribsnis IPB. Ahad (18/09).
Menurutnya, untuk membuat opini dan features yang ideal harus memiliki masing-masing tiga syarat," Opini memiliki tiga syarat, yaitu: fakta, argumen dan solusi. Sedangkan untuk features, yaitu: kreatif, informatif dan menghibur", ujar mantan reporter majalah Hikmah itu.
Beliau menambahkan, opini mempunyai kedudukan terhormat,"Opini sangat berharga dimata media, hampir semua media cetak terdapat rubrik untuk opini", ungkapnya yang akrab dipanggil pak Reno.
Kontributor majalah patriot insight pajak itu juga mengingatkan akan pentingnya lead kepada peserta. Menurutnya, penentuan awal dalam sebuah tulisan akan menjadi patokan bagi para pembaca untuk menghentikan atau melanjutkan bacaanya.
Sebelum ditutup, semua peserta langsung mempraktikan ilmu yang baru didapatnya. Setelah dinilai, tulisan yang terbaik kemudian diberikan hadiah berupa majalah dari pemateri. (Ibn Hilal)
Minggu, 04 September 2016
GUNA MENJARING KADER, FLP BOGOR MENGGELAR PELATIHAN
GUNA MENJARING KADER, FLP BOGOR MENGGELAR PELATIHAN
Forum Lingkar Pena (FLP) cabang Bogor mengadakan pelatihan perdana dengan calon anggota barunya di Common Class Room S2 Agribisnis, IPB Dramaga-Bogor. Ahad (04/09). Pelatihan ini dalam rangka menjaring kader untuk angkatan ke-9.
Bang Syaiha, selaku ketua FLP Bogor menjelaskan, bahwa teman-teman yang baru mendaftar dinamakan pramuda, ini belum termasuk anggota resmi, melainkan kelas persiapan untuk menjadi angota FLP.
Anggota pramuda ini, kedepannya akan mengikuti delapan kelas. Yaitu kelas: Martikulasi, artikel, puisi, review film, penulisan sekenario, cerpen dan novel, mimbar sastra serta inaugurasi atau pelantikan.
Sebelum ditutup, Beliaupun berpesan, Kalau ingin menjadi penulis tidak cukup mengtahui teori menulis saja,"selain teori, yang terpenting adalah banyak paraktek menulis, dan terus latihan menulis", ungkap penulis buku novel sepotong diam itu.
Novitasari, beliau menyampaikan, akan pentingnya menyadari serta memahami diri sendiri sebelum yang lainnya. Dengan demikian, akan mengetahui kemampuan, kelebihan, kelemahan serta kecenderungan kita terhadap sesuatu, terutama dalam dunia kepenulisan yang kelak akan sangat membantu.
Beliaupun memotivasi peserta agar tetap semangat menulis, karena di depan sana bisa jadi ada kerikil atau batu besar, " apapun yang akan kita hadapi di sana, tidak akan menghalangi kita untuk menebar kebaikan dengan tulisan". Pungkasnya yang juga sebagai bendahara FLP Bogor.
Diakhir acara, pesertapun diberikan materi singkat tentang bagaimana meliput berita. Kemudian mereka langsung ditugasi untuk meliput kegiatan hari ini dan pertemuan-pertemuan selanjutnya.
Suasana keakraban dan kehangatan semakin terasa ketika mereka saling memperkenalkan diri. Usai acara, merekapun berfoto bersama panitia dan pengurus FLP Bogor.(Ibn Hilal)
Kamis, 01 September 2016
Kopi VS Rokok
Kopi VS Rokok
Kalau minum kopi menjadi tambah semangat untuk belajar, Kenapa Tidak. Bahkan, kalau gara-gara tidak minum kopi belajarnya menjadi malas, apalagi sampai tidak jadi belajar. Maka, minum kopi itu menjadi wajib hukumnya. Kenapa? Karena belajar atau mencari ilmu itu sendiri hukumnya wajib.
Hal demikian di jelaskan didalam salah satu kaidah fikih, yaitu "Maa laa yatimmul wajibu illaa bihi, fahua waajibun", yang artinya: Selama suatu kewajiban tidak akan sempurna kecuali dengan adanya sesuatu, maka sesuatu itu hukumnya menjadi wajib.
Yang perlu diperhatikan, bahwa kalimat "Bihi" (dengan adanya sesuatu) dalam kaidah diatas haruslah sesuatu yang mubah (boleh dikerjakan).contohnya seperti di atas, minum kopi. Tidak berlaku sebaliknya, yaitu sesuatu yang makruh, apalagi yang haram.
Oleh karena itu, merokok, tidak bisa dimasukan kedalam kaidah tersebut. Karena, merokok sendiri hukumnya makruh, bahkan sebagian ulama ada yang mengharamkannya.
Kalau "Bihi" disana kita paksakan dengan sesuatu yang makruh dan haram, maka akan terjadi kerancuan.
Contoh kaidah, saya tidak bisa belajar mengaji kalau tidak sambil merokok atau saya tidak bisa belajar mengaji kalau tidak sambil minum arak. Kacau bukan?
Merokok dan minum arak tersebut, tidak bisa menjadi wajib disebabkan menjadi syarat untuk belajar. Karena merokok dan minum arak bukan sesuatu yang mubah. Jadi, tetep saja hukum merokok adalah makruh atau haram dan hukum minum arak haram hukumnya.
kamis, 1 September 2016
Didalam kelas, dengan ditemani secangkir kopi hitam bekas air mineral.
Langganan:
Postingan (Atom)