menus

Kamis, 02 Juni 2016

TIDAK PEDULI...! ORANG KAFIR ADIL DAN PINTAR, TETAP SAJA HARAM.



Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya[847] agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Ali Imraan:1)

 Allah SWT menginformasikan kepada kita dalam ayat di atas, bahwasanya Allah telah memperjalankan hamban-Nya, yakni nabi Muhammad SAW. Perjalanan ini dari masjidil harom ke masjidil Aqso kemudian dilanjutkan ke sidratul muntaha dalam waktu yang singkat . sekarang lebih kita kenal dengan peristiwa Isra Mi’raj. Peristiwa ini mrupakan mukjizat nabi Muhammad terbesar kedua setelah kitab Al-Quran nurkarim.

 Sekembalinya Rasulullah di isra dan Mi’rajkan, pagi harinya Rasulullah merenung dalam kesendirian, beliau menyadari bahwasanya peristiwa yang baru saja dialaminya ini akan berat dan sulit diterima oleh kaumnya. Kemudian lewatlah abu Jahal dihadapan nabi, dan melihat keadaan nabi dalam kondisi termenung seperti itu. Ditanyalah Rasulullah oleh abu Jahal, kemudian Rasulullah menjawab dan menceritakan peristiwa isra mi’raj itu kepada abu jahal. Mendenganr cerita Rasul yang dianggapnya tidak mungkin terjadi dan beliau sedang berdusta, kontan abu jahal memanggil masyaraka quraisy agar bisa berkumpul dan mendenganrkan cerita langsung dari nabi.

 Rosulpun menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya semalam, yakni melakukan perjalanan dalam satu malam dari mekah ke palestina kemudian dilanjutkan kelangit ketujuh. Mendengar itu, kaum kafir Quraisy langsung menertawakannya bahkan orang-orang yang berimanpun keimanannya menjadi goyang dan tak banyak yang keluar dari agama Islam. Karena perjalanan normal dari mekah ke palistina bisa ditempuh dalam waktu 1 bulan dengan menggunakan unta.

 Akan tetapi, lain halnya dengan sahabat Abu bakar ketika didatangi utusan, dan utusan tersebut menceritakan peristiwa itu. Abu bakar kemudian bertanya kepada utusan tersebut, siapa yang menceritakan peristiwa nabi itu? Dan utusan itu menjawab, Nabi sendiri yang menceritakannya. Kalau berita itu datangya dari nabi, jangankan peristiwa itu, peristiwa yang lebih mustahilpun beliau mempercayainya, membenarkannya dan meyakininya. Setelah itu Abu bakar pergi menemui Rasull untuk membenarkannya. Karena inilah Abu bakar mendapat gelar As-shidiq

. Allah berfirman didalam Quran Surat Al-Hasyr: 7 . Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.

Itulah ketaatan dan ketebalan iman Abu bakar, apapun itu yang datang dari Rasulnya beliau menerimanya, mentaatinya dan meyakininya tidak peduli meskipun orang-orang kafir membencinya, meskipun orang-oran munafik memusuhinya. Dari peristiwa diatas mestinya menjadi pelajaran buat kita semua, apapun itu yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rosulnya kita harus meyakininya, menerimanya, membenarkannya, serta mentaatinya. Kalau kita tidak seperti itu maka telah melakukan pembangkangan kepada Allah dan ini merupakan dosa yang besar. Bahkan ketika kita menolak salah satu dari yang telah ditetapkan Allah dalam Al-quran maka kita telah murtad atau keluar dari agama islam.

 Mari kita lihat di masyarakat kita, ketika dihadapkan dengan pemilihan umum saja, untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin mereka. Dalam hal ini masyarakat khususnya kaum muslimin masih banyak yang keliru akan pilihan mereka. Masih ada, bahkan banyak saudara kita yang memilih pemimpin di luar agama islam, padahal jelas Allah SWT telah melarang kita untuk menjadikan seorang kafir untuk menjadi pemimpin kita. Sebagaimana dalam firmannya:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali[368] dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu) ? (QS. An-Nisa:144)

 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.(QS Al-Maidah 51)

 Kenapa saudara-daudara kita seiman masih saja ada yang memilih, mendukung dan mensukseskan orang kafir sebagai pemimpin? Mereka mengira dan menganggap bahwasaanya orang kafir Adil lebih baik dari pada muslim korupsi atau muslim zhalim. Mereka bisa berfikir seperti itu karena diri mereka sendiri yang kurang memperhatikan ajaran islam, sehingga tidak tau dan tidak memahami persoalan pengankatan pemimpin diluar muslim. Selain itu factor luar juga, yang tidak suka dengan agama islam berkembang dan maju, yaaitu orang orang kafir. Ditambah orang dalam yaitu, orang-orang liberal yang suka memanipulasi dan menafsirkan ayat sekehendaknya.

 Untuk menanggapi dan menjawab perkara ini, kita harus mencontoh sahabat Abu bakar Ash-shidiq ketika meyakini dan membenarkan peristiwa isra dan mi’raj. Dalam hal ini ketika Allah telah melarang dan mengharamkan untuik menjadikan pemimpin kafir. Maka kita harus menerima. Meyakini, membenarkan dan menta’ati bahwasanya kita tidak boleh memilih pemimpin dari orang kafir. Apapun alasannya tidak peduli, ketika Allah mengharamkan, yaa tetap haram dan selamanya menjadikan pemimpin non muslim adalah haram. Meskipun orang kafir itu adil, meskipun orang kafir itu cerdas meskipun orang kafir itu banyak prestasinya, tetap saja haram kita memilihnya. Bahkan kalau saja orang kafir itu di usung dari partai Islam, di dukung oleh tokoh-tokoh nasional dan sampai-sampai di support oleh Habaib dan ulama, Tidak peduli. sekali haram tetap haram.

 Mari kita kembali lagi kepada islam yang semuanya diatur dalam Al-Quran dan sunnah, dengan mempelajarinya serta mengamalkan apa-apa yang ada didalamnya. Tetap kita pegang erat-erat Al-quran ini, jangan sampai perbuatan kita keluar dan bertentangn dengan aturan-aturan yang ada dalam islam, yang terkandung dan dijelaskan dalam Al-quran dan hadits Nabi Muhammad Saw.

INDONESIA DIMISKINAN OLEH ASING

“Dialah Allah yang menjadikan segala yang ad di bumi untuk kamu…”.(QS Al-baqoroh:29)

 Indonesia adalah negara yang banyak diberikan karunia oleh Allah SWT, dengan tanahnya yang subur sehingga menjadikan Indonesia penghasil rempah-rempah terkemuka di Dunia. Ditambah dengan hasil hutan yang luar biasa. Begitu juga hasil lautnya, Indonesia terkenal pengekspor berbagai macam jenis ikan, belum lagi jenis makanan lainnya yang di berada di lautan nusantara termasuk kerang mutiara. Hasil pertambangannyapun sangat banyak diantaranya: emas, perak, besi, baja, timah, batu bara, timah dan berbagai macam batu hiasan yang langka. Dengan karunia yang diberikan Allah tersebut, Indonesia dengan jumlah penduduknya mencapai 200 juta lebih harusnya mampu mensejahterakan rakyatnya. Jangankan jumlah penduduknya 200 juta jiwa, kalau saja Indonesia berpenduduk 1 miliyar jiwapun masih sanggup menghidupi rakyat dan Negara ini. Asalkan semua itu dapat dijaga dan dikelola dengan baik oleh Negara.

 Namun bisa kita lihat keadaan masyarakat sekarang, yang seharusnya mereka itu merasakan kehidupan yang sejahtera, akan tetapi tidak. Kemiskinan masih banyak kita saksikan di negri tercinta ini, jangankan untuk mrnyekolahkan anak-anak mereka, untuk kebutuhan sehari-hari seperti makananpun terkadang tidak terpenuhi. Anak jalanan, pengemis, bahkan orang-orang yang tinggal di pinggiran kali dan di tempat-tempat sampahpun masih ada. Ini bisa terjadi karena orang-orang asing terutama barat mengetahui akan kelebihan atas kekayaan yang dimiliki Indonesia. Dengan kekuatan politik barat mereka menyerang ekonomi secara serius kepada Indonesia. Berbagai pertambangan yang ada di Indonesia di garap dan dikelola oleh mereka, contohnya seperti perusahaan Freeport, Ekson mobile Caltex dll. Selain itu dengan menggunakan bisnis kapitalis yang hanya menguntungkan mereka, sehingga Indonesia hanya mendapatkan sebagian kecil saja.

 Dengan keadaan seperti ini, yang jelas-jelas merugikan Negara yang berimbas kepada kesejahteraan masyarakaatnya. pemerintah tidak boleh diam, harus segera bertidak sebelum sumberdaya yang lainnya akan dikuasai lebih banyak lagi oleh asing dan semakin banayak pula masyarakatnya yang semakin sengsara. Kalau pemerintah tidak mau merubah semua ini berarti pemerintah tidak punya niat dan keingingan baik untukmengeluarkan Negara ini dari keterpurukan. Itu merupakan kezaliman dan menandakan tidak amanahnya para pejabat tinggi kita dalam menjalankan roda pemerintahan ini.

 Tidak ada jalan lain selain mengusir asing dari Indonesia, tentunya mereka yang ingin membuat terus-menerus Negara Ini menjadi negara mis kin. Dengan cara menyelamatkan sumberdaya alam kita dari mereka. Bisa dengan memutuskan kerjasama yang merugikan itu serta membuat peraturan yang tegas akan pengelolaan alam ini agar tidak mudah dikuasai asing lagi. Ini yang mestinya diperjuangkan pemerintahan sehingga sumberdaya yang ada bisa dikelola oleh Negara dan hasilnya untuk kesejahteraan rakyat.

 Mari kita kembali dan melihat ajaran-ajaran Islam yang mengatur semuanya. Termasuk mengatur sumber daya Alam yang merupakan potensi bagi suatu Negara. Yang seharusnya tidak di jual atau dikelola oleh asing, karena sumberdaya ini untuk kita semua. Rasullullah SAW bersabda:”kaum muslim bersekutu dalam tiga hal; air, padang dan api’.(HR Ahmad)

MIRAS INDUK DARI SEMUA KEJAHATAN



Dan hendaklah diantara kamau ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka adalah orang-orang yang beruntung.(QS. Ali Imran:104)

 Ayat di atas merupakan dalil bahwasanya kewajiban kita untuk berdakwah, dakwah itu harus sesuai kondisi dan yang perlu pada waktu itu. ketika dilingkungan kita sedang maraknya perdukunan, maka berdakwahlah dengan mengajak mereka agar segera meninggalkan perbuatan syirik itu. ketika di tempatlain dierlukannya berkaitan dengan zina, yaa seorang di harus membawakan tema terkait dengan perzinaan. untuk akhir-akhir ini di indonesia sedang marak-marknya kasus-kasus pemerkosaan yang diakibatkan dari pengaruh minuman keras.

 Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah], adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS Al-maidah:90).

 Dalam ayat di atas, Allah SWT memberikan informasi kepada kita bahwasanya meminum khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan syaitan. Oleh sebab itu kita disuruh untuk menjahuinya, dan bagi yang bisa menjauhi dari semua itu maka mereka akan beruntung. Dan bagi yang tidak peduli akan itu kemudian mengerjakannya maka akan mendapatkan kerugian. Kerugian ini bukan hanya untuk pribadnyai, tetapi juga untuk orang lain.

 Suatu fakta yang sangat memprihatinkan, bulan mei 2016 ini ramai kembali kasus seksualitas yang terjadi pada anak-anak,kasus yuyun(14) di Bengkulu yang diperkosa oleh 14 orang secara bergantian kemudian dipukuli, diikat dan akhirnya dibuang tubuh korban ke jurang. Kejadian ini bermula dari para tersangka yang sebelumnya melakukan perbuatan keji itu meminum tuak (minuman keras) terlebih dahulu.

 Seorang penzina belum , tentu mencuri, seorang pencuri belum tentu membunuh, seorang pembunuh belum tentu merampok, seorang perampok belum tentu memperkosa. Tapi kalu sudah mabuk, konon keberanian pelaku menjadi meningkat, rasa takut dan minder menjadi hilang akal sehatnya pun menjadi hilang. Sehingga pemabok bisa melakukan semua kejahatan yang ada. Makanya Nabi menyatakan bahwasanya khamer (miras) adalah Ummul khobaits (induk dari segala kejahatan) sebagaimana yang diriwayatkan oleh ibnu Abbas, Khamer adalah induk dari kekejian dan dosa yang paling besar, barang siapa yang meminumnya ia bisa bezina dengan ibunya, saudari ibunya, dan saudari bapaknya (HR Ath-Thabrani).

 Di negri ini, sangat mudah untuk mendapatkan minuman haram itu, sehingga dengan mudah pula orang-orang untuk mendapatkannya. Kalau hal ini dibiarkan terus-menerus maka tingkat angka pembunuhan, pemerkosaan, pencurian akan semakin banyak dan naik. Maka dari itu diperlukan langkah-langkah yang nyata untuk membendung peredaran minuman keras ini. Untuk menghentikan peredaran sekala nasional dari minuman keras ini sebenarnya sangat mudah, hanya saja pemerintah kita tidak mau. Hanya dengan membuat perundan-undangan ataupun kepres tentang pelarangan saja sudah cukup sebenarnya. Serta diberikan sangsi yang tegas bagi penjual, pembeli ataupun yang mengedarkannya.

 Selain itu, pihak-pihak yang terkait harus gencar untuk mengkampanyekan kerugian atau bahayanya meminum minuman keras itu. Dalam hal ini para ustadz bisa memberikan penjelasan kepada jama’ahnya, seorang guru kepada murid-muridnya, pimpinan perusahaan kepada karyawannya bahkan kampanye ini bisa kita lakukan kepada keluarga, tetangga dan juga siapa saj yang bisa kita ajak untuk berbicara. Mari kita kembali kepada Al-quran sebagai pedoman hidup. Yang salah satu kandungan didalamnya adalah ada larang untuk meminum minuman keras. Jauhkanlah diri dan jangan pernah coba-coba meminum minuman keras, karena itu telah diharamkan oleh Islam, dan berdampak berbahaya bagi peminumnya serta kepada orang lain.

KHOIRUL UMMAH



Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.(QS Ali Imran:110)

 Dalam ayat diatas disebutkan bahwasanya kita adalah khoirul umaah, maka dari itu posisikanlah kita sebagai khoirul ummah. Memposisikan diri menjadi sebaik-baik ummah. Dimanapun dan sebagai apapun kita, kita harus bisa dan berusaha menjadi yang terbaik dibandingkan yang lain. Kalau kita sekarang menjadi mahasiswa, maka jadilah mahasiswa yang terbaik, begitu juga ketika kita menjadi seorang kariawan, kita juga haarus berusaha menjadi karyawan yang terbaik bahkan kita menjadi seorang muslimpun harus menjadi muslim yang paling ta’at sehingga menjadi seorang muslim yang sejati.

 Selain kita seorang muslim, kita semua juga sebagai pemimpin Yng akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinan kita,sebagaimana hadis Nabi Muhammad SAW sebagai berikut: dari Ibnu Umar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: Ketahuilah, setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang pemimpin yang memimpin manusia akan bertanggung jawab atas rakyatnya, seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya, dan dia bertanggung jawab atas mereka semua, seorang wanita juga pemimpin atas rumah suaminya dan anak-anaknya, dan dia bertanggung jawab atas mereka semua, seorang budak adalah pemimpin atas harta tuannya, dan dia bertanggung jawab atas harta tersebut. Setiap kalian adalah pemimpin dan akan bertanggung jawab atas kepemimpinannya.(HR Muslim || No 3408)

 pemimpin dibagi menjadi dua, ada pemimpin formal dan pemimpin non formal. Pemimpin formal adalah pemimpin yang menduduki jabatan, salah satunya jabatan dipemerintahan dari tingkat RT sampai tingkat Negara yang dipimpin oleh seorang presiden. Seorang pemimpin, khususnya pemimpin formal mestinya harus tanggunh, karena akan memimpin banyak orang dan yang nantinya akan dipertanggungjawabkan. Ketika pemimpin ikut berbuat dzalim kepada yang dipimpinnya atau kepada masyarakat, maka akan berat pertanggungjawabannya kelak.

 Seorang pemimpin yang tangguh harus memiliki tiga syarat, yang mana syaarat ini saling berkaitan satu sama lainnya. Ketiga syarat itu adalah harus terpenuhinya Ruhiyyah, fikriyyah dan juga jasadiyyah.ruhiyyah ini sangat penting untuk pribadi pemimpin itu sendiri, pemimpin yang adil, amanah, jujur itu timbul dari ruhiyyah yang tercukupi. Sedangkang fikriyyah berhubungan dengan kemampuan seorang pemimpin dalam mengurus atau mengatur roda pemerintahannya sedangkan jasadiyyah berhubungan dengan kesehatan, ketahanan dan kekuatan fisik seorang pemimpin.

 Di Indonesia, Banyak pemimpin-pemimpin kita yang jarang mempunyai ketiga syarat tersebut. Shingga menjadikan meraka tidak termasuk kriteria pemimpin yang tangguh dan sebenarnya tidak pantas untuk menjadi seorang pemimpin. Karena itu banyak terjadi masalah-masalah dalam wilayahnya yang tidak dapat terselesaikan, bahkan tambah rusaknya tatanan masyarakat dengan akhlaq dan moral bangsa ini yang semakin rusak.

 Untuk meningkatkan atau agar tercapainya kebutuhan ruhiyyah, fikriyyah dan jasadiyyah harus memperhatikannya kembali. Perbaikan ruhiyyah bisa didapat dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah-ibadah, seperti beri’tikaf di masjid dengan memperbanyak tobat, sholat, dzikir, membaca Al-quran. Dengan ini ruhiyyah akan terpenuhi sehingga akan menjadikan pribadi seorang pemimpin lebih kuat. Peningkatan fikriyyah bisa didapat dengan belajar, mengkaji, berdiskusi dan memperbanyak wawasan dengan membaca buku. Sedangkan jasadiyyah bisa ditingkatkan dengan banyak berolah raga, memakan-makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup.

 Mari kita siapkan diri ini dan generasi yang akan datang agar menjadi pribadi-pribadi yang tangguh, sehingga kelak bisa menjadi pemimpin-pemimpin yang siap menyelesaikan permasalahan yang ada. Serta pemimpin yang mencintai dan dicintai rakyatnya yang akan membawa dan menjadikan negri ini negri yang sejahtera, aman dan diridhoi Allah SWT.

DAKWAH BUKAN HANYA TUGAS PEMUKA AGAMA




Dan hendaklah diantara kamau ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka adalah orang-orang yang beruntung.(QS. Ali Imran:104)

 Dakwah adalah kegiatan untuk menyeru atau mengajak manusia kejalan Allah SWT, yaitu Islam. Agar manusia berada di jalan yang sudah ditetapkan oleh-Nya. Selain itu agar senantiasa kita berada dalam Rido penciptanya, yakni Allah SWT. Dengan dakwah ini pula, Islam yang dibawakan Nabi Muhammad SAW tersebar keseluruh belahan dunia, termasuk Indonesia.
 Bahkan di Negara yang tercinta ini menjadi penduduk dengan jumlah muslim terbanyak di Dunia.

 Pada dasarnya, setiap Muslim dan Muslimah diwajibkan untuk berdakwah, untuk memberikan ilmu dan pemahaman kepada saudara muslim lainnya, tentunya tentang Islam yang Rahmatan lil’alamin ini. Begitu juga kepada non Muslim yang mana mereka berada di jalan yang salah. Kewajiban dakwah ini sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT dalam QS Ali Imran ayat : 104 diatas. Begitu juga didalam sebuah Hadits yang disabdakan oleh Nabi kita Muhammad SAW. Dari Abdullah bin Umar Ra dituturkan, bahwasanya RAsullullah SAW bersabda,” Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.”(HR Bukhori).

 Dewasa ini, Aktivitas dakwah yang semestinya dilakukan oleh setiap kaum Muslimin, namun mereka tidak banyak diketahui, difahami, apalagi dikerjakannya. Mereka menganggap dakwah itu adalah tugas atau kewajiban pemuka Agama saja. Yang disampaikan oleh Khotib di mimbar-mimbar, dikerjakan oleh para Da’I di panggung-panggung serta diajarkan oleh ustadz dan Kyai di majlis ta’lim dan pesantren.

 Hal tersebut dikarenakan kurangnya perhatian sesorang terhadap urusan agama islam. Ini menyebabkan mereka tidak tau bahkan tidak mau tau tentang urusan-urusan yang berkaitan dengan agama, termasuk perkara dakwah yang menjadi kewajiban mereka. Ada juga karena mereka menganggap aktivitas dakwah adalah perlu ini dan tulah, yang hanya jadi alasan mereka saja untuk tidak berdakwah.

 Agar dakwah bisa berhasil dan sukses, sehingga materi dakwah bisa masuk kedalam hati jama’ah dan mereka bisa mengamlkannya, ada beberapa yang harus diperhatikan oleh seorang Da’i. salah satunya yaitu memberi tauladan dan contoh terlebih dahulu. Dengan teladan dari seorang da’I ini jelas akan memberikan pengaruh yang besar kepada jama’ahnya. Ketika Da’I dalam pengajian menyuruh jama’ahnya agar setiap sholat itu harus tepat waktu berjama’ah di Masjid, maka Da’I itu sudah melakukannya terlebih dahulu. Begitu juga ketika melarang jama’ahnya agar tidak merokok, karena rokok itu membahayakan dirinya, maka da’I itu juga tidak merokok.

 Meskipun seorang da’I belum bisa melakukan sesuai apa yang disampaikannya, jangan sampai menghentikan dakwah. Dakwah harus terus dilaksanakan dengan berusaha melaksanakan apa yang belum dilakukannya. Prinsipnya “sampaikanlah apa yang sudah di amalkan dan amalkanlah apa yang sudah disampaikan”. Ini adalah prinsip yang harus dipegang oleh seluruh da’i.

 Ada, atau tidak adanya kita dalam berjuang dan berdakwah Islam pasti akan jaya dimuka bumi ini.
Mari kita menjadi bagian orang yang memberikan kontribusi terhadap kejayaan Islam terutama dengan ikut mendakwahkannya, atau dengan apa saja yang bisa kita lakukan sekemampunya. Semoga kita menjadi kader-kader dakwah yang istiqomah, selain berdakwah kita juga selalu dan terus meningkatkan kualitas keilmuan ketakwaan kita kepada Allah.